Berburu Ikan Di Sungai Mencemari Lingkungan?

www.teyelteyel.blogspot.com

BTK - Sinar Matahari kali ini sudah mulai menyengat sisi kulit tubuhku yang tidak tertutup oleh baju (kebetulan kami hanya memakai t-shirt team bola kesayangan) sambil duduk di depan rumahku bersama teman-teman kami yang masih belum berangkat mengerjakan aktifitas-aktifitas mereka, maklum teman-teman kami masuk jam kerja pada jam 08:00 WIB. Sehingga sebelum jarum jam mengarah ke angka delapan kami melakukan terapi kesehatan yaitu dengan berjemur di pagi hari.

"Om apakah kamu tidak memiliki aktifitas sekarang?" tanya temanku, sebut saja namanya Si Imin. "Tidak ada" balasku dengan suara pelan dan penuh hormat. Tidak lami dari kami bercakap-cakap akhirnya si imin ini mandi dan berangkat beraktifitas sesuai dengan kegiatan-kegiatan harianya, bedan kami yang setiap harinya hanya memiliki beberapa aktifitas yang tidak bisa ditinggalkan.

Hari itu adalah hari senin dimana pada hari senin ini kami tidak memiliki jadwal aktifitas, sesuai dengan bacaan-bacaan yang ada di sekitar kita yaitu "I don't like Monday -  itu versi bahasa inggrisnya". Berselang beberapa menit dari si imin pergi dan meninggalkan kami sendiri datanglah dua orang temanku yang kebetulan salah satu dari mereka baru datang dari negeri seberang sana dan mungkin masih banyak uang, sebut saja namanya adalah si ulin dan si alin.

Si ulin dan si Alin ini mengajak kami untuk bergabung ikut mereka memperbaiki sumber mata air di desa kami yang kami gunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci, memasak dan sebagainya, tepatnya pada jam 09:00 wib kami langsung tancap gas berangkat. Agak lama kami menelusuri jalan setapak yang tidak bisa dilewati oleh kendaran roda dua karena jalan ini sangatlah kecil dan dibagian samping jalan tersebut terdapat sawah-sawah masyarakat yang sedang ditanamai padi, sehingga walaupun berjalan kaki kami harus berhati hati jika tidak ingin jatuh dan mandi lumpur karena sawah-sawah ini baru satu hari ditanami padi.

Setelah melewati jalan setapak tersebut akhinya kami sampai di tempat dimana sumber air itu akan diperbaiki, si ulin dan si alin langsung membuka tutup sumber tersebut yang terbuat dari campuran semen dan pasir, ya lumayan berat jika hanya satu orang yang mengangkatnya. Dengan penuh hati-hati si ulin dan si alin mengambil dan menempatkan tutup tersebut tidak terlalu jauh dari sumber, jeda beberapa detik saja si ulin masuk kedalam sumber dan mengambil lumpur-lumpur yang telah banyak dan menumpuk didalam sumber ini kemudian si ulin mengasihnya kepada si alin untuk membuang lumpur yang bercampur kerikil-kerikil kecil.

Untuk beberapa saat kami hanya menjadi seorang penonton yang setia karena tidak kebagian jatah pekerjaan, karena disini hanya muat dua orang yaitu ada di dalam atau bawah sumber dan di tengah-tengah sumber. Terus berjuang si ulin dan si alin membersihkan lumpur itu dan akhirnya si ulin merasa kecapean dan menyuruh kami masuk menggantikannya. Dengan tanpa ragu kamipun masuk menggantikan si ulin -  terus bekerja tanpa lelah dan mengangkat sisa-sisa lumpur yang masih ada akhinya lumpur tersebut musnah dari dalam sumber mata air yang kesehariannya kami gunakan.

Dengan baju dan celana pendek yang kami gunakan basah kuyup, kami pulang meninggalkan sumber tersebut dan terus berjalan mengarungi jalan setapak dengan hati-hati, di tengah jalan kami sambil berbincang-bincang dan mengeluarkan pendapat dan memberikan pendapat. Si ulin yang baru datang dari negeri seberang memberikan pendapat "bagaimana jika kita nanti siang berburu ikan di sungai" (ini adalah versi indonesia jika menggunakan versi madura adalah NOPPEH JUKOK), Si Alin dan kami setuju tetapi kami tidak memiliki uang untuk membeli obat-kata kami kepada si ulin. "Tenang kalau soal uang biar aku yang nanggung semua, kata si ulin". 

Tidak terasa kami berjalan di jalan setapak akhinya sampai juga di rumah kami tercinta dan si ulin dan si alin masih melanjutkan pulang karena rumah kami lebih dekat dari pada rumah si ulin dan si alin. Beberapa menit mereka sudah sampai di rumah mereka dan si ulin langsung menyuruh si alin untuk membeli obat ikan ke pasar karena di toko-toko dekat rumah kami tidak ada satupun toko yang menjual obat ikan. Jam 12:00 wib adzan sudah berkumandang dan kami langsung mandi serta melakukan sholat dzuhur.

Sehabis sholat dzuhur kami langsung pergi bersama-sama ke sungai di sebelah timur rumah kami, pada kesempatan inilah kami tidak hanya bertiga namun ada beberapa dari teman kami yang sudah datang dari tempat kerja dan ada juga yang hanya ingin membantu kami menangkap ikan, dalam hal ini ikan yang akan di buru adalah ikan lele (Jukok Seongan - Madura). Diurut dari dari hulu kemudian ke hilir mencari sumber mata air yang kemungkinan menjadi tempat persembunyian ikan lele (Jukok Seongan).

Penuh Semangat si ulin memasang obat ikan tersebut kedalam air dan mengaduk-aduk(e gumbek-madura red) air sungai tersebut sampai keruh, tidak lama dari itu akhirnya ikan tersebut muncul dan kami langsung sigap menangkap satu-persatu ikan lele ini, karena jika tidak langsung ditangkap maka ikan ini akan langsung menyelam dan hilang. Alhamdulillah kali ini buruan kita lumayan banyak, ditunggu beberapa menit tidak ada ikan yang keluar mungkin sudah tertangkap semua ikannya sehingga tidak ada yang keluar lagi.

Babak pertama sudah selesai dan kami mendapatkan ikan yang cukup banyak namun kami tidak cukup samapi disini untuk berburu ikan, dan kali ini kami berpindah lebih ke hilir untuk mencari ikan. Dipasangnya obat ikan pada sungai ini dan mengaduk-aduk airnya sampai berkali-kali namun tidak ada tanda-tanda ikan akan keluar, kami menunggu dan terus menunggu namun tidak ada ikan yang keluar kali ini. Pada kesempatan ini kami tidak mendapatkan satu ikanpun yang ditangkan hanya memperoleh capek dan lesu.

Kamipun melanjutkan ke sungai yang lain dan disinilah kami mendapatkan begitu banyak ikan, terus kami berperang menangkap ikan yang terus keluar dan tidak pantang menyerah walaupun kami sudah mulai merasa capek. Akhirnya ikanpun sudah tidak ada yang keluar dan kami merasa kecapean, kemudian kami beristirahat sebentar untuk memulihkan urat-urat yang sudah kendor, beberapa menit istirahat kami langsung memutuskan untuk pulang dengan membawa ikan yang sangat banyak.

Itulah sedikit cerita kami tentang berburu ikan, Mohon maaf jika artike tersebut tidak sesuai dengan shobat sekalian, akhir kata kami ucapakan HAPPY BLOGGING AT ACHUNKSBLOG

4 comments:

  1. Karena jika kita memburu ayam takut terjadi masalah dengan orang lain yang memiliki ayam tersebut, namun jika ayam tersebut milik kita maka kita tidak usah memburunya. thanks

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. Berburu ayam di tetangga akan diteriakin maling. wkwkwkwk

      Delete