Perjalanan Menuju Kampung Sebelah

achunksblog - Jarum jam dinding kamarku terus berjalan dan berjoging mengiringi alunan bunyi detak jarum detik yang terus berputar menuju angkat 6 (jam 6 pagi waktu setempat). Lama sudah hati ini berfikir dan menunggu jarum jam menunjukkan angka 4 (jam 4 sore waktu setempat). Sambil sabar menunggu serta asyik menjalankan puasa didalam kamar, kamipun mencoba melakukan beberapa aktifitas sebagai ganti menanti arah jarum jam menunjuk pada angka 4 dengan mencoba melakukan perbaikan pada ipad dan melakukan perbaikan juga pada laptop kami yang sedang mengalami masalah software game. Beberapa menit kami telah selesai melakukan dua perbaikan tersebut dan langsung mencoba melakukan percobaan dalam permainan sepak bola (kebetulan software yang bermasalah adalah software game WE) serta mengambil team terfavorit kami sebagai team yang akan bertanding. Bertempur dan menggempur gawang lawan selalu kami lakukan untuk menciptakan sebuah goal, namun pada kesempatan ini kami tidak bisa menciptakan sebiji goal untuk kemenangan kami, kami terus melancarkan serangan guna menjadi juara dalam pertandingan ini, akhirnya pada detik detik akhir kami bisa menjebol gawang lawan dengan skor 1:0. Dalam kemenangan ini mata mencoba meloloti jam yang ada di dinding kamar kami dan ternyata arah jam masih mengarah pada angka 9 - dalam hati sambil memilih pemain sepak bola untuk permainan selanjutkan berkata kapan jam dinding ini akan mengarah pada angka 4, dalam hati juga terlintas ingin mengubah jarum jam dinding ini namun tidak bisa kami lakukan karena walaupun dilakukan perubahan pada jam dinding tersebut tidak akan merubah keadaan namun hanya jarum jamnya yang akan berubah.

Babak kedua dimulai dengan intensitas permainan yang lebih kreatif dan lebih memanjakan lini depan ini terbukti dalam beberapa menit kami langsung bisa menjebol jala lawan (skor 2:0 untuk kemenangan kami). berselang tiga menit dari goal yang pertama kami langsung mendapatkan goal yang ke tiga, goal ini didapat dari hadiah penalti yang diberikan oleh wasit kepada kami karena salah satu pemain kami di langgar di area terlarang oleh pihak lawan, dengan memilih penendang atau kicker terbaik kami akhirnya bisa menjebol gawang lawan, skor pun berubah menjadi 3:0. Sambil memutar L3, L2, L1, R1, R2, dan memutar tombol-tombol yang lain kami mencoba mengarahkan pandangan lagi kearah jam dinding dan ternyata jam dinding sudah menunjukkan pada angka 12. Jam 12 di desa kami adalah jam yang sudah menunjukkan bahwa jam dua belas sudah masuk waktu sholat dhuhur, kami langsung meletakkan stick serta mempause atau menjeda permainan untuk melakukan sholat dhuhur empat rokaat. Stick diletakkan dan kami langsung mengarah ke kamar mandi untuk mengambil wuduk, tidak lama kami mengambil wuduk dan langsung pergi ke mushalla untuk melakukan sholat dhuhur berjamaah. Sehabis dari sholat dhuhur kami langsung mengambil stick lagi dan merestart kembali permainan sepak bola yang tadi sudah di jeda.

Goaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaalll! satu menit kami bermain dan langsung membuat seisi stadion bergemuruh dan bersorak ramai merayakan goal kami yang 4. Teringan angka 4 kami langsung mengarahkan pandangan ke jam dinding lagi dan ternyata masih jam dua belas lewat satu menit (dalam hati berbicara masih lama juga yang mau sampai ke angka 4), goal yang keempat ini didapat dari kreatifitas pemain tengah yang merangsek ke depan dan memberikan unpan kepada striker tunggal kami dengan sundulan keras striker kami menjebol gawang lawan.

Lama sudah kami bermain bola dengan hasi akhir 5:0 dengan kemenangan ini kami langsung mematikan ps2 kami dan melakukan sholat ashar. Sholat ashar kami lakukan dan langsung mengambil al quran dan membaca beberapa lembar. Jam 3:30 kami bersiap-siap untuk melakukan perjalanan menuju kampung sebelah yang dikenal dengan suasana yang adem tenang dan menyenangkan. Tepat jam mengarah pada angka 4 kami langsung berangkat beserta famili-famili kami, sampai ditengah jalan tepatnya di depan swalayan di desa kami kami melihat seorang yang mangalami kecelakaan sepeda motor, mungkin dengan anggapan kami ini terjadi karena ada seorang pengendara yang lain ingin menyebrang jalan dengan ragu-ragu dan akhirnya di tubruk oleh pengendara yang lain. Setelah menolong kami langsung menarik gas motor kami untuk melaju ke kampung sebelah.

Tidak lama dari kampung kamipun sampai di tujuan dengan selamat dan kami langsung menikmati indahnya alam yang masih tidak terjamah tangan-tangan kotor manusia (sampah tidak ada, pepohonan masih terasa asli dan bunyi-bunyi burung masih terdengar keras ditelinga ini). Disinilah kami merasakan keindahan alam walau oleh orang-orang tempat ini bukanlah tempat spesian dan bukanlah tempat pariwisata namun bagi kami tempat ini adalah tempat yang mengasyikkan, menyenangkan, dan menghilangkan rasa stres.

Itulah sekedar cerita pengalaman pribadi kami, yaaa walaupun tidak nyambung-nyambung ceritanya di usahakan anda mengerti dan cebolah sambungin sendiri, hehe. Maaf jika artikel diatas tidak sesuai dengan judul yang shobat cari. Terima kasih.

No comments:

Post a Comment